Pestisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama. Namun efek pestisida tidak hanya berpengaruh pada hama, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Gangguan kesehatan yang disebabkan paparan pestisida bisa berupa kerusakan saraf, iritasi kulit dan mata, hingga kanker.
Pestisida menjadi senjata utama dalam membasmi hama yang menyerang pertanian maupun hama penyebab penyakit. Selain digunakan di sawah atau ladang, pestisida juga ada di rumah kita. Contohnya racun yang digunakan untuk membasmi tikus, kecoa, nyamuk, atau kutu hewan peliharaan.
Meski dinilai efektif untuk membasmi hama, pestisida juga dapat menjadi racun bagi organisme lain, termasuk manusia. Oleh karena itu, prosedur penggunaan, penyimpanan, serta pembuangannya harus diperhatikan.
Efek Negatif Pestisida Bagi Kesehatan
Pestisida sering kali masih menempel di makanan yang kita konsumsi, contohnya apel, pir, stroberi, kentang, anggur, seledri, bayam, selada, dan kangkung. Pestisida yang masuk ke tubuh akan merusak sel tubuh dan mengganggu fungsi organ tubuh. Iritasi mata, iritasi kulit, kesulitan bernapas, pusing, sakit kepala, mual, dan muntah bisa langsung dirasakan oleh oleh mereka yang dalam aktivitasnya bersentuhan langsung dengan pestisida. Paparan pestisida dalam dosis tinggi bahkan dapat menyebabkan kematian.
Jika digunakan dalam jangka panjang, paparan pestisida berisiko menimbulkan beberapa masalah kesehatan bagi manusia, seperti di bawah ini.
- Gangguan reproduksi
Gangguan hormon yang disebabkan pestisida dapat mengakibatkan penurunan produksi sperma. Selain itu wanita yang sering bersentuhan dengan pestisida juga cenderung kurang subur dan berisiko melahirkan secara prematur. - Gangguan kehamilan dan perkembangan janin
Pestisida mengandung bahan kimia yang dapat merusak sistem saraf. Oleh karena itu ibu hamil disarankan untuk menghindari paparan pestisida, terutama pada trimester pertama kehamilan. Kenapa? Karena di tiga bulan pertama inilah sistem saraf janin berkembang pesat. Jika terpapar, risiko cacat pada janin, keguguran, dan komplikasi kehamilan akan meningkat. - Penyakit Parkinson
Penelitian menunjukkan bahwa pestisida diduga mampu meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson. Semakin sering terpapar, semakin tinggi risikonya. Hal ini karena racun di dalam pestisida dapat merusak saraf tubuh, terlebih jika telah terpapar dalam jangka panjang. - Risiko pubertas dini
Bahan kimia pada pestisida diduga dapat meningkatkan produksi hormon testosteron yang dapat menyebabkan pubertas dini pada anak laki-laki. - Kanker
Telah banyak penelitian yang mengaitkan pestisida dengan munculnya tumor dan meningkatnya risiko terkena kanker. Kanker ginjal, kulit, otak, limfoma, payudara, prostat, hati, paru-paru, dan leukimia, adalah beberapa jenis kanker yang mungkin bisa diakibatkan oleh paparan pestisida dalam jangka panjang. Para pekerja pertanian adalah yang paling rentan terhadap risiko ini.
Cara Menghilangkan Pestisida
Agar sisa-sisa pestisida tidak membahayakan tubuh, faktor pengolahan makanan menjadi hal yang menentukan. Kita dapat menghilangkan sisa pestisida dari buah dan sayur dengan cara mencucinya hingga bersih. Selain itu, mengupas kulit buah-buahan juga bisa dilakukan untuk menghilangkan sisa pestisida dan bakteri sumber penyakit. Sayangnya, cara ini juga berpotensi menghilangkan kandungan nutrisi berharga pada buah-buahan tersebut.
Solusi lain yang bisa Anda lakukan adalah mencuci buah dan sayur dengan larutan baking soda. Penelitian membuktikan jika cara ini lebih efektif menghilangkan sisa pestisida daripada hanya mencucinya dengan air.
Mengingat pestisida masih akrab dalam kehidupan kita, maka cara terbaik menghindari efek negatifnya adalah dengan menghindari paparan langsung dengan pestisida. Gunakan pelindung diri seperti masker dan sarung tangan saat akan menggunakan pestisida, guna meminimalkan paparan.
(Artikel ini telah tayang terlebih dulu di laman alodokter.com)
Thanks for the good article, I hope you continue to work as well.